Kamis, 20 Januari 2011

“bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.bacalah,dan Tuhanmulah Yang Mahamulia.yang mengajar (manusia) dengan pena.dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”( Al Alaq:1-5)

Islam menganjurkan umatnya untuk selalu membaca, karena membaca adalah awal dari pada ilmu, bahkan ayat yang pertama kali turun adalah perintah membaca “iqra” bacalah!. Umat islam dituntun untuk membaca dalam dua bentuk yakni yang tersurat dan yang tersirat, yang tersurat ialah kitabullah al qur’an yang di dalamnya adalah sumber petunjuk dan ilmu pengetahuan sedangkan yang tersirat adalah alam semesta, seorang mukmin harus mampu membaca alam sehingga dengan itu ia mampu mengambil i’tibar dan bertambah mengagumi ciptaan Allah swt sehingga menjadikannya bertambah dekat padaNya. Kitab alqur’an harus menjadi bacaan utama bagi setiap mukmin ia adalah kitab suci yang terjaga keasliannya, al qur’an adalah kalamullah bukan makhluk, ini menurut mazhab yang haq (benar) yakni ahli sunnah wal jama’ah.

Selanjutnya dalam Islam sangat menekankan betapa pentingnya menuntut ilmu, dalam al qur’an disebutkan melalui firman-Nya bermaksud: “Adakah sama antara orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?” (Az-Zumar: 9) dalam ayat ini disebutkan “orang yang mengetauhi atau orang yang berilmu”, kata umum tanpa menghususkan seperti: orang yang mengetaui syari’ah, aqidah, agama dan lain-lain. Jadi maksudnya adalah semua jenis ilmu pengetahuan. Apabila belajar ilmu apapun yang asalkan bermanfaat dihitung sama pahalanya disisi Allah swt.

Kemudian disebutkan ayat:
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama (orang yang mengetahui-menggunakan
fungsi pikirnya).” (Al Fathir:28)
di dalam ayat ini disebutkan orang yang paling takut pada Allah adalah ulama. Kata ‘ulama’ adalah bentuk jamak (plural) dari ‘aliim’(sangat berilmu) bukan ‘alim’ (berilmu), jadi maksudnya seseorang semakin banyak ilmunya akan semakin takut pada Allah, karena sudah seharusnya semakin bertambah ilmu seseorang menjadikannya semakin tunduk. Seseorang yang belajar suatu ilmu atau bertambah ilmunya ia akan merasa ilmunya sangat sedikit dan banyak lagi ilmu yang belum diketahui.

Di dalam al qur’an disebutkan do’a: “rabbi zidni ilman” ya Allah tambahkanlah ilmu kepadaku, do’a ini jika dibaca setiap hari oleh seorang mukmin yang menuntut ilmu maka insyaallah akan ditambahkan ilmunya yang dipelajari hari ini dan dikuatkan ilmu yang sudah dipelajari pada hari yang sebelumnya.

Rasullullah juga sangat menekankan kepada pengikutnya untuk selalu menuntut ilmu, dalam sabdanya disebutkan’tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat’,dan dalam hadits yang lain disebutkan yang artinya:

“Barang siapa yang menempuh jalan guna menimba ilmu, niscaya Allah akan mudahkan baginya, berkat amalan ini jalan menuju ke surga.” (HR. Muslim)

Dari hadits ini dapat disimpulkan bahwa jalan menuntut ilmu adalah jalan menuju surga, jadi sebagai mukmin haruslah memanfaatkan kesempatan ini yakni jalan surga, contohnya jalan menuntut ilmu yang dijanjikan pahala dimudahkan jalan ke surga ialah: menghadiri pengajian dan mendengarkannya, mendatangi perpustakaan dan membaca buku-buku didalamnya, berangkat ke pasar dengan menyempatkan diri untuk membeli buku, dan lain-lain.

Kemudian ilmu merupakan derajat paling tinggi sesudah iman, dalam islam orang yang yang berilmu adalah sekufu’ (sederajat) dengan golongan apapun. Misalnya bagi seoraang wali boleh memilih calon untuk anaknya dengan melihat kufu’ yang sesuai bagi anaknya, tetapi kalau ada diantara calon yang berilmu maka ia dianjurkan memilih yang berilmu karena orang yang berilmu dan taat adalah lebih utama dan sekufu’ dengan siapa saja.

Dan pada akhir kesimpulan tulisan ini hal yang utama dalam menuntut ilmu, yakni haruslah membetulkan niat, niat ikhlas semata mata mencari rida Allah swt. Karena kalau menuntut ilmu tetapi niatnya bukan kerena Allah maka ilmunya tidak bermakna apa-apa, bagi dirinya dan orang lain. Dalam hadist disebutkan:

yang maksudnya: “Segala amal perbuatan berdasarkan kepada niat, dan setiap orang memperoleh apa yang diniatkannya”. HR.Bukhari Muslim.

Rabu, 19 Januari 2011

Ketika cinta tumbuh dan bersemi

Ketika cinta tumbuh dan bersemi , suasana terasa indah selalu menyenangkan hati”, makan tak enak tidurpun tak nyenyak karena ingin selalu bersama dengan si pujaan hati.”
Ungkapan di atas merupakan salah satu contoh singkat kata-kata yang sering terdengar ditelinga kita, sebagai ungkapan rasa meyayangi dan mencintai sesuatu.

Di dalam Al-qur’an dijelaskan bahwa ketika seorang bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara kaum keluargamu, harta yang kamu usahakan, perniagaan kamu khawatirkan kerugiannya, rumah-rumah tempat tinggal yang kau tempati lebih kamu cintai daripada Allah dan rasul-Nya serta jihad di jalan Allah, maka tunggulah sampai Alllah mendatangkan keputusanNya dan demi Allah, Allah tidak akan memberi petunjuk orang-orang pasik.

Sebagaimana Firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 24:

Artinya: Katakanlah ketika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudaamu, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah tempat tinggal yang kamu sukai lebih kamu sukai dan cintai daripada Allah dan RasulNya dan dari jihad maka tunggulah sampai Allah mendatangkan kepuusannya dan Alllah tidak akan memberikan tunjukkan bagi orang fasik.

Dengan melihat konteks ayat diatas sesungguhnya cinta kepada Allah dan rasulnya lah yang harus mendapatkan prioritas yang lebih dibandingakn dengan cinta-cinta lainnya, paling tidak ada tiga ciri yang orang yang mencintai Allah dan rasullahnya yang melebihi cintanya kepada yang lain, antara lain:

1. Selalu ingat dan tidak lupa dengan yang dicintainya.
Sebagaiman firman Allah:

“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah dengan menyebut nama Allah ziki yang sebanyak-anyaknya, dan bertasbihlah kepadaNya di waktu pagi dan petang.(Al-Ahzab:41-42)



2. Selalu rindu kepada Allah dan Rasulnya

Allah berfirman”
“sesungguhnya Al-Qur’an ini memberi petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus….’ (Al-Isra’:9)

3. Rela berkoran untuk yang dicintainya.

Allah berfiman:
“Hai orang-orang yang beriman, sudahkah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? Yaitu kum yang beriman kepada Allah dan asulnya dan bejiad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya”. (Ash-sahaff:10-11)

4. Selau menyesuaikan dengan dengan kehendak orang yang dicintainya.

Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya jawaban orang-orng mukmin, bila mereka dipanggil Allah dan asulnya agar Rasul menghukum diantara meeka ialah dengan ucapan”kami mendengar dan kami taat” dan mereka itulah orang-orang yang beruntung(An-Nur:51).

5. Adanya perasaan cemburu sehingga bila yang dicintai diganggu maka akan siap melakukan pembelaan.
Allah befirman:
“katakanlah jika kamu benar-bena mencintai Allah, Ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dn mengampuni dosa-dosamu, Allah maha pengampun lagi maha penyanyang.”(ali Imran:31)

Akhirnya menjadi penjelasan bagi kita bahwa asal cinta memang Allah yang tanamkan ke dalam hati manusia, kecintaan kita pada apapun dan kepada siapapun juga tidak dilarang selama dalam kerangka yang benar. Itupun tidak boleh melebihi cinta kita kepada Allah swt dan rasul_Nya, serta berjuang di Jalan Allah.

Kamis, 13 Januari 2011

MAMPUKAH KITA MENCINTAI TANPA SYARAT?

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia
yang sudah senja bahkan sudah mendekati malam,
Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan
merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. mereka
menikah sudah lebih 32 tahun Mereka dikarunia 4 orang anak
di sinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak
ke empat tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan
itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ketiga seluruh
tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang
lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.
Setiap hari Pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran,
menyuapi, dan mengangkat istrinya ke atas tempat tidur.
Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV
supaya istrinya tidak merasa kesepian.
Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya
tersenyum, untunglah tempat usaha Pak Suyatno tidak begitu
jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk
menyuapi istrinya makan siang. Sorenya dia pulang
memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib
dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apaapa
saja yang dia alami seharian.
Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa
menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia
selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.
Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun,
dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan
ke empat buah hati mereka, sekarang anak-anak mereka sudah
dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.
Pada suatu hari ke empat anak Suyatno berkumpul dirumah
orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah
anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masingmasing
dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yg
merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.
Dengan kalimat yg cukup hati-hati anak yg sulung berkata “Pak
kami ingin sekali merawat ibu , semenjak kami kecil melihat
bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari
bibir bapak.........bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu” .
Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata-katanya”
sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah
lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak
menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini kami
sudah tidak tega melihat bapak, kami janji kami akan merawat
ibu sebaik-baik secara bergantian”.
Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2
mereka.
“Anak-anakku ......... Jikalau perkawinan dan hidup didunia ini
hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah......tapi
ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah
lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian…sejenak
kerongkongannya tersekat,... kalian yg selalu kurindukan hadir
didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat
menghargai dengan apapun. coba kalian tanya ibumu apakah
dia menginginkan keadaanya seperti ini.
Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa
bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang,
kalian menginginkan bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan
dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yg masih
sakit.”
Sejenak meledaklah tangis anak-anak Pak Suyatno. Merekapun
melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata Ibu Suyatno..
dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.
Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun
TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun
mengajukan pertanyaan kepada Suyatno
kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg
sudah tidak bisa apa-apa.
disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di
studio. kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup
menahan haru
disitulah pak Suyatno bercerita;
***Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam
perkawinannya, tetapi tidak mau memberi ( memberi waktu,
tenaga, pikiran, perhatian ) adalah kesia-siaan.
Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan
sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai
saya dengan hati dan batinnya bukan dengan mata, dan dia
memberi saya 4 orang anak yg lucu-lucu. Sekarang dia sakit
karena berkorban untuk cinta kita bersama…dan itu merupakan
ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk
mencintainya apa adanya, sehatpun belum tentu saya mencari
penggantinya apalagi dia sakit ***

============================================
Sumber artikel, dari buku:
Sudarmono, Dr.(2010). Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber Inspirasi. Yogyakarta: Idea Press. Volume 2. Hal. 301-303. ISBN 978-6028-686-938.

Senin, 10 Januari 2011

Ikan Lele Bermutasi Jadi Pemangsa Manusia

Jeremy Wade dan Goonch Catfish, ikan sejenis 'lele' yang bermutasi menjadi pemakan daging (discovery.com)
Sejak tahun 1998 hingga 2007, tiga orang lenyap tenggelam mendadak di Great Kali River, sungai yang melintang di perbatasan antara Nepal dan India utara. Hal ini sangat aneh karena kawasan itu bukanlah habitat buaya dan predator air lain.

Terakhir, dari saksi mata yang melihat kejadian, seorang anak terlihat diseret ke dalam air oleh sesuatu yang tampak seperti babi berukuran panjang. Setelah itu, korban tidak pernah terlihat lagi, hidup atau mati. Demikian pula sisa-sisa tubuh ataupun pakaiannya.

Kasus-kasus itu memicu Jeremy Wade, biolog asal Inggris untuk mengamati apa yang ada di dalam sungai tersebut. Pasalnya, serangan hanya terjadi di kawasan tertentu, sepanjang sekitar 6 sampai 8 kilometer. Kawasan itu, menurut keterangan penduduk, merupakan kawasan di mana mereka biasa melarungkan jasad saudara-saudara mereka yang telah meninggal setelah dibakar.

Setelah meneliti menggunakan alat pengukur kedalaman, ia memastikan tidak ada lubang ditemukan, artinya serangan tidak diakibatkan oleh turbulensi yang terjadi di air.

Benar saja, tak lama setelah itu, dari jarak sekitar 1 kilometer dari serangan terakhir, seekor kerbau yang sedang minum di sungai yang hanya memiliki kedalaman 1 meter diserang dan diseret oleh sesuatu dari dalam air.

“Apapun yang mampu menyeret kerbau sebesar itu pasti memiliki ukuran dan bobot seberat 90 sampai 140 kilogram,” ucap Wade, seperti dikutip dari Discovery, 29 Desember 2010.

Dalam penelitian bawah air, Wade menemukan goonch catfish, serupa ikan lele yang memiliki panjang satu meter. Namun ikan itu gagal ditangkap. Penelitian lebih lanjut, diketahui bahwa terdapat beberapa kelompok goonch dan enam di antaranya berukuran sebesar manusia.

Setelah gagal menangkap ikan itu dengan alat pemancing, Wade coba memancing pemunculan ikan itu menggunakan seonggok kayu bakar dan  disusun seolah-olah merupakan bekas kremasi jasad orang meninggal. Ternyata sukses.

Seekor goonch berukuran panjang 1,8 meter dan berbobot 75,5 kilogram, atau 3 kali lebih berat dibanding goonch lainnya berhasil ditangkap. Ikan ini diperkirakan cukup besar dan kuat untuk memakan seorang anak kecil, namun tak cukup besar untuk menyeret dan menyantap seekor kerbau.

Dari keterangan penduduk, Wade menyimpulkan bahwa ‘ikan lele’ itu telah bermutasi menjadi berselera terhadap daging manusia. Ikan juga tumbuh menjadi raksasa setelah terus mengonsumsi daging setengah matang sisa-sisa jasad manusia yang dilarungkan dan tenggelam di dasar sungai.(dinukil dari VIVAnews)