Senin, 15 Agustus 2011

Evaluasi di tahap kedua Ramadan
Jum'at, 12 Agustus 2011 10:08:07


Sepuluh hari pertama bulan Ramadan telah kita lalui dengan beragam ibadah, mulai dari puasa, saalat tarawih, tadarus Alquran, zikir, doa dan sebagainya. Mudah-mudahan semuanya diterima oleh Allah Swt. Sekarang kita telah berada di 10 hari yang kedua. Hal ini berarti kita mulai memasuki tahap kedua dari tiga tahap proses puasa Ramadan yang harus dijalani dengan berbagai rangkaian ibadah dan amal-amal kebaikan di dalamnya.
Evaluasi tentu saja harus dilakukan jika menginginkan terjaganya amal ibadah dan kebaikan yang sudah kita lakukan di tahap yang pertama dan lebih meningkat lagi di tahap yang kedua ini. Allah Swt berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang sudah dilakukannya untuk esok hari; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mengawasi apa pun yang kalian kerjakan.” (QS. al-Hasyr/59:18).
Sudah menjadi sifat yang melekat pada kepribadian orang-orang yang beriman untuk senantiasa melakukan evaluasi terhadap amal apa pun yang dilakukannya. Hal ini dilakukan dalam upaya penyempurnaan kualitas iman dan menjaga keberlangsungan aktivitas takwa untuk mewujudkan keberuntungan dan kebahagiaan hidup di akhirat. Hasil dari evaluasi akan ditindaklanjuti dengan aktivitas bertakwa kembali sebagai bentuk kesinambungan amalnya sehingga meningkatkan kualitas diri orang-orang beriman di sisi Allah Swt. “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa,” (QS. al-Hujurat/49:13).
Apa yang mesti dievaluasi? Luruskan kembali niat kita, barangkali sempat bengkok dan menyimpang dari prinsip keikhlasan. Lalu, cermati juga sejumlah ritual ibadah yang kita lakukan, baik ibadah yang wajib maupun ibadah-ibadah yang sunah seperti : salat, puasa, tadarus Alquran, shadaqah dan zakat dan sebagainya. Jangan lupa, pelihara juga hubungan baik kita dengan tetangga khususnya dan manusia umumnya.
Kepedulian untuk menolong dan membantu orang lain yang membutuhkan juga lebih ditingkatkan. Pemeliharaan lingkungan yang kondusif dengan keimanan, ibadah dan amal kesalihan tentu saja harus terus-menerus dilakukan karena hal itu akan sangat membantu kita mewujudkan, merawat dan meningkat kualitas kemanusiaan dan penghambaan diri kita kepada Allah Swt.
Prinsipnya, jaga dan terus lakukan upaya peningkatan kualitas pelaksanaan ibadah dan amal kebaikan di 10 hari kedua bulan Ramadan ini. Sebab keberhasilan di tahap kedua ini akan menentukan pencapaian keberhasilan di tahap yang paling menentukan, yakni tahap ketiga (10 hari terakhir di bulan Ramadan). Bacalah dengan seksama kisah-kisah para sahabat dan orang-orang saleh terdahulu dalam mengisi bulan Ramadan dengan ibadah dan amal-amal ketaatan. Kisah-kisah tersebut akan menumbuhkan motivasi sekaligus menginspirasi kita sehingga selalu bersemangat dan bergairah dalam beribadah kepada Allah SWT, khususnya di bulan Ramadhan.
Disebutkan dalam sebuah riwayat, Imam Bukhari dalam sebulan Ramadan bisa mengkhatamkan Alquran sebanyak 30 kali. Riwayat lain menyebutkan bahwa dalam satu bulan Ramadan, Imam Syafi’i pernah mengkhatamkan Alquran hingga 60 kali. Subhaanallaah…tentu hal tersebut merupakan pencapaian prestasi ibadah yang luar biasa dan hanya bisa dicapai oleh orang-orang bersungguh-sungguh dalam mengisi hari-harinya sebagai hamba Allah Swt dan bukan menjadi hamba dunia dan hawa nafsunya.
Mereka memahami betapa Ramadan merupakan miniatur kehidupan dunia yang ada awal dan akhirnya, dan keadaan terakhir sebelum mereka meninggalkan dunia menjadi penentu nasib dirinya di hadapan Allah Swt. Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya amal itu ditentukan pada bagian akhirnya (innamal a’maalu bil khawaatiim),” Oleh karena itu, di bagian akhir Ramadan Rasulullah Saw semakin bersungguh dalam melakukan ibadah dan amal kebaikan, lebih dari hari-hari sebelumnya.
Hal ini pernah dikemukakan oleh istri beliau yakni ‘Aisyah radliyalloohu’anhaa : “Apabila telah tiba sepuluh hari yang terakhir di bulan Ramadan, Rasulullah Saw mengencangkan kain sarungnya (yakni lebih bersungguh-sungguh dalam beribadah), menghidupkan malam-malamnya dan membangunkan keluarganya,”
Selamat menjalani ibadah, ketaatan dan amal-amal kebaikan di 10 hari yang kedua ini. Mudah-mudahan, dengan demikian, akan mengantarkan kita kepada keberhasilan menjalani 10 hari terakhir di bulan Ramadan sehingga kita menjadi manusia beruntung dengan memperoleh kemuliaan Ramadan.